misteri Candi Sukuh karanganyar, candi unik berbentuk piramida suku maya


Di Kabupaten Karanganyar, tepatnya di timur kota Solo, terdapat sebuah candi yang bernama candi Sukuh. Candi tersebut mirip dengan peninggalan suku Maya di Amerika tepatnya di negara bagian Meksiko. Di negara tersebut, konon terdapat sebuah bangunan kuil yang didirikan pada tahun 800 SM. Kuil tersebut bernama Chichen Itza dan telah ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia pada tahun 2007. Kalau diperhatikan di gambar, bentuk kuil tersebut tak jauh beda dengan Candi Sukuh yang berada di Karanganyar. Meskipun memiliki ukuran yang jauh lebih besar, keduanya memiliki arsitektur yang sama, yakni berbentuk seperti bentuk piramida.

Kali ini saya  bersama dengan rekan saya berkesempatan mengunjungi Candi ini. Dari berbagai sumber yang saya peroleh, candi Sukuh dikenal sebagai candi yang penuh dengan misteri. Hal itu dikarenakan adanya cerita yang berkembang di kalangan masyarakat tentang adanya ritual uji keperawanan yang dilakukan disana. Candi Sukuh, selain dikenal sebagai tempat uji keperawanan juga dikenal sebagai bangunan suci peninggalan agama Hindu.

candi sukuh karanganyar
bagian utama dari candi sukuh ( sumber : wikipedia )


Rute menuju Candi Sukuh dari Solo

Candi Sukuh berlokasi di Dukuh Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Untuk menuju ke Candi rekan-rekan bisa menggunakan angkutan umum. Jarak candi Sukuh dari kota Karanganyar sekitar 20 km sedangkan dari kota Solo berkisar antara 30-35 km. Jika rekan-rekan ingin menggunakan kendaraan umum bisa menggunakan kendaraan bus ke arah Tawangmangu dan turun di terminal Karangpandan ( terminalnya kecil di sisi kanan jalan ). Dari Terminal Karangpandan lalu ganti angkutan ( menggunakan mini bus ) menuju ke daerah Nglorok. Minibus akan berhenti di Nglorok dan rekan-rekan harus berjalan kaki ke arah kompleks Candi Sukuh. Tanjakan disini cukup berat dan panjang, namun jangan khawatir, ada jasa ojek yang bisa kita gunakan untuk bisa mengantar sampai di pelataran Candi Sukuh. Bila kita menggunakan kendaraan pribadi, dari terminal Karangpandan ikuti jalan yang sudah mulai menanjak ke arah Tawangmangu, lalu belok ke kiri di pertigaan kedua setelah Terminal Karangpandan ( terdapat penunjuk jalan yang cukup jelas di pertigaan ini, belok kanan ke Tawangmangu dan belok kiri ke Candi Sukuh ). Di sepanjang perjalanan kita akan dimanjakan dengan udara khas pegunungan dengan rimbunnya pohon pinus dan sesekali kita akan melewati kebun teh yang cukup luas.

Tidak sampai 2 jam perjalanan dari arah kota Solo sampailah saya di Lokasi Candi Sukuh. Bagi yang baru pertama kali mengunjungi candi ini mungkin akan bingung mencari tempat pembelian tiket. Hal ini dikarenakan letaknya bukan di depan atau jalan utama setelah parkiran kendaraan bermotor, melainkan di bagian pojok kompleks candi. 

Candi Sukuh Teras Pertama

candi sukuh karanganyar
teras pertama candi sukuh


Memasuki area pelataran Candi sukuh kita disambut dengan Gapura Kecil yang mengarah ke sisi barat lereng gunung Lawu. Nampak pemandangan yang masih sangat asri di area ini. Pelataran di Candi Sukuh tidaklah begitu luas, mirip dengan Candi Merak yang berada di daerah Karangnongko Klaten. Nampak dari sini, Candi utama dengan ciri khasnya berbentuk rata pada bagian puncak. Halaman dari Candi Sukuh memiliki 3 teras utama. Menurut cerita yang saya peroleh dari salah satu petugas yang mengelola tempat ini, pada jaman dahulu apabila seseorang hendak mencapai teras utama, maka orang tersebut harus melewati tangga batu yang panjang dari dataran sampai halaman candi. Di pintu masuk ini pula terdapat relief dengan bentuk cukup vulgar. Relief di gapura masuk yang berbentuk alat k*lamin pria dan wanita tersebut memiliki makna tentang kesuburan dan kesucian. Harapannya bagi para pengunjung yang melewati gapura masuk tersebut telah dihapuskan ( dilebur semua pikiran kotor serta hawa nafsu ) guna mempersiapkan diri untuk masuk ke area yang suci di tingkat berikutnya.

Candi sukuh teras yang kedua

candi sukuh karanganyar
teras kedua candi sukuh


Tidak jauh dari teras pertama, kurang lebih berjarak 40 meter kita akan masuk ke bagian teras yang kedua. Terdapat 2 buah tatanan batu besar di teras yang kedua ini. Bila teras yang pertama terdapat atap di bagian gapura sebagai pintu masuk, di teras yang kedua ini saya tidak menemukan atap atau sisi bagian atas dari gapura. Disini hanya ada dwarapala atau patung penjaga pintu yang sudah mengalami beberapa kerusakan.

Bagian utama Candi Sukuh

Tujuan kami tentunya ingin masuk ke bangunan utama Candi Sukuh. Candi dengan ukuran tidak terlalu besar ini jika kita amati bentuknya nampak tidak lazim. Tidak lazim mengingat beberapa bangunan candi di beberapa daerah khususnya di daerah Yogyakarta memiliki bentuk lancip dengan adanya ratna di bagian puncaknya, seperti yang dapat kita temukan di Candi Prambanan atau candi Plaosan. Di bagian atas dari Candi Sukuh terdapat sebuah tempat datar dan bisa kita capai dengan menaiki tangga yang berada di bagian tengah dari Candi. Di bagian samping kanan dan kiri candi terdapat patung kura-kura dengan ukuran yang cukup besar ( kura-kura sebagai lambang dari dunia ).


candi sukuh karanganyar
bagian atas candi 

Pada waktu saya mengunjungi candi Sukuh, Candi Sukuh sangat sepi oleh pengunjung, saya tidak perlu harus mengantri untuk bisa naik ke bagian atas candi. Dengan melewati tangga yang sempit dan dengan lebar kurang lebih 1 meter serta menapaki beberapa anak tangga akhirnya saya sampai di bagian atas candi. Di bagian atas Candi saya dapat melihat keseluruhan kompleks candi temasuk sisi bagian belakang. Disini pula kita bisa menikmati keindahan alam sekitar serta bisa melihat jauh arah kota Solo. Di sisi kanan kita terdapat beberapa arca dengan bentuk-bentuk yang misterius dan di sisi kiri Candi terdapat patung-patung dengan bentuk yang cukup aneh. Di bagian atas candi juga terdapat tempat untuk meletakkan dupa dan tempat yang digunakan untuk menaruh sesaji. Tempat ini dipercaya sebagai tempat tinggal Kyai Sukuh. Seringkali orang datang memberikan sesaji dan kemenyan sebagai bentuk penghormatan kepada Kyai Sukuh. 

Relief misterius di sisi Candi sukuh

Setelah puas mengambil beberapa gambar di atas candi, maka tempat tujuan saya selanjutnya adalah menuju ke bagian relief yang tersusun rapi di sisi kanan candi. Relief-relief disini berbeda dengan relief di beberapa candi lainnya. Banyak tokoh dengan bentuk yang cukup aneh di tempat ini. Sebut saja seorang dengan kepala cukup besar dan berbadan kecil mirip tokoh-tokoh alien yang biasa kita temukan di beberapa film fiksi. Ada juga tokoh dengan mata sipit seperti layaknya seorang Tionghoa. Meskipun dipenuhi dengan relief-relief dengan bentuk aneh, di tempat ini masih ada relief dengan corak khas Nusantara yakni relief yang menceritakan cerita pewayangan. Relief di candi ini mengisahkan cerita kuno Sudamala. Cerita ini dimulai dengan seorang yang diikat pada batang pohon “Kepuh Randu” sedangkan di depannya berdiri seorang dewi yang berwajah menakutkan sambil mengangkat sebilah pedang dan dikawal oleh serombongan hantu. Orang yang diikat ini adalah Sadewa ( Pandawa termuda yang dipersembahkan untuk Betara Durga atau Ratu dari para Hantu ). Sadewa dapat meruwat atau membebaskan Durga dari kutukan yang berwajah Raseksi menjadi dewi yang cantik kembali. Awalnya Durga dikutuk oleh Batara Guru akibat perbuatannya serong kepada seorang gembala. Durga menjadi raseksi dan diusir serta harus turun ke dunia di Setra Gandamayu. Kutukan tersebut telah dilaksanakan meskipun pada akhirnya Durga berhasil dibebaskan oleh Sadewa sebagaimana diceritakan pada relief.

candi sukuh karanganyar
relief dengan berbagai cerita mistis


Selanjutnya tampak Sadewa yang oleh dewi Uma diberikan nama Sudamala ( bersih dari dosa ) berlutut penuh hormat dihadapan Batari Durga beserta pengikutnya yang telah pulih kembali menjadi dewata. Semar, punakawan yang paling setia terhadap Pandawa yang dalam relief terdahulu tampak jongkok dan ketakutan. Nampak pula 3 orang wanita berdiri di atas bantal teratai, menandakan kedudukan mereka sebagai penghuni kayangan yang telah terbebas dari kutukan.

ada yang tahu di relief ini tokoh siapa ???


Relief berikutnya yang dapat kita lihat adalah adegan pertemuan antara Sadewa beserta pengikutnya dengan pendeta buta Tambrapetra dari Nakanwanya. Cerita Sudamala mengisahkan, atas perintah Batari Durga yang telah dibebaskan dan menjadi Dewi Uma kembali, Sadewa harus melangsungkan perkawinan dengan seorang anak dari pendeta buta. Pertapa itu pun berhasil pula dibebaskan dari kebutaan oleh Sadewa. Disini pula kita bisa melihat seorang raksasa bernama Kalantaka diangkat dan ditusuk oleh Bima yaitu kakak Sadewa. Pada bidang relief ini, terdapat inskripsi dengan angka tahun 1371 Caka ( 1449 Masehi ). Bima yang kita jumpai pada beberapa tempat di candi Sukuh, dapat kita kenal dari pahanya yang telanjang, dan juga kainnya dengan motif kotak-kotak. Ia memiliki kuku panjang, yang dapat dipergunakan sebagai senjata untuk menyobek perut musuhnya.

Tugu di candi Sukuh

Selain memiliki beberapa relief yang mempunyai banyak cerita misteri, di candi Sukuh terdapat beberapa bangunan ( menyerupai tugu ) yang memiliki dan berisikan cerita tentang pewayangan. Pada bagian tugu pertama terdapat relief dua orang wanita sedang disisi lainnya terdapat seekor garuda sedang terbang. Pada kedua sisi lainnya kita dapat melihat naga yang merayap secara berurutan. Dua gambar ini termasuk di dalam cerita dua orang wanita bersaudara, Kadru dan Winata, hal ini dikisahkan di dalam cerita Hindu kuno yang sudah banyak tersebar. Agak jauh dari tempat ini kita juga bisa melihat tugu yang dihiasi ornament pada kedua sisinya. Bagian belakang menampakkan seorang raja bersenjatakan sebilah keris dan raksasa yang terbang di atasnya. Sangat disayangkan karena tidak jelas siapakah tokoh yang digambarkan tersebut. Namun gambar disisi muka jelas artinya dimana digambarkan seekor garuda yang terbang membumbung di angkasa sambil mencengkeram seekor gajah pada cakar yang satu dan seekor kura-kura di cakar yang lainnya. Tugu ketiga bagian belakangnya memperlihatkan kepada kita sosok Arjuna. Kita kenal dengan adanya yang bergambar kera, dan rombongan punakawan yang berbaris sambil membawa gong peperangan. 


beberapa tugu nampak dengan kokoh berdiri


Tugu yang keempat memperlihatkan seorang tokoh pahlawan kera ( seperti Hanoman ) dari cerita Rama bersama-sama dengan seorang tokoh raja berdiri di muka seorang pertapa yang menundukkan kepalanya di tugu tersebut. Di bagian muka Candi terdapat sebuah hiasan dengan bentuk tapal kuda namun dengan ukuran yang cukup besar serta di bagian kanan dan kirinya berbentuk seperti kepala Kijang. Sangat disayangkan kepala kijang yang dimaksud telah rusak. Di bagian muka kita juga dapat melihat relief berbentuk Bima di depan Batara Guru, penguasa dari Kahyangan. Di bagian bawah dari tugu ini terdapat beberapa pahatan berupa dua tokoh yang berusaha memperebutkan bayi, dimungkinkan hal ini masih berhubungan dengan tradisi ruwatan untuk anak tunggal agar tidak terkena bala atau bencana.   


Cerita garuda di Candi Sukuh

Di candi Sukuh terdapat patung garuda yang berdiri dengan berhiaskan relief di bagian bawahnya. Pada patung ini terdapat sebuah cerita menarik. Cerita yang dikisahkan adalah sebagai berikut : Pada suatu hari garuda mendengarkan cerita bahwa untuk dapat membebaskan ibunya dari perbudakan, ia harus mampu merebut air minuman para dewa-dewa Amerta dan menyerahkannya pada para naga. Seketika ia memutuskan untuk melaksanakannya, lalu pergilah dia. Di tengah jalan dia merasa lapar dan membuka parunya lebar-lebar seperti goa. Suaranya yang bergemuruh menyebabkan seluruh anggota suatu suku ketakukan dan lari memasuki paruh sang garuda tersebut, anggota suku tersebut kemudian ditelannya. Akan tetapi setelah menelan orang yang berlari ke arahnya, menyebabkan tenggorokannya terasa gatal. Karenanya di antara orang-orang yang ditelannya tersebut terdapat beberapa Brahmana, maka sang garuda memuntahkannya kembali.

patung garuda candi sukuh
patung garuda candi sukuh

Untuk menghilangkan laparnya, ia menyambar seekor kura-kura dan gajah ( kedua binatang ini sebenarnya adalah dua bersaudara dan terkena kutukan ), kedua binatang tersebut dibawa menggunakan cakarnya, kemudian dijatuhkan lalu dimakannya. Dengan demikian kedua binatang tersebut bebas dari kutukannya dan kembali menjadi manusia. Garuda melanjutkan perjalanan menuju tempat penyimpanan Amerta di kayangan. Sesampainya disana, dia menemukan adanya roda dan tombak yang terdiri dari tubuh manusia sehingga tidak memungkinkannya untuk bisa masuk. Dengan cara mengecilkan dirinya, sang garuda bisa masuk lalu menyelinap ke dalam kahyangan dan berhasil merebut amerta yang menjadi incarannya. Akhirnya Amerta tersebut berhasil diserahkan kepada para naga. Sewaktu para naga tersebut memandikan diri dan berebut amerta, maka datanglah Batara Indra merebutnya. Para naga menjilat-jilat tempat dimana air tersebut diletakkan, dan karena tajamnya rumput-rumput disitu, lidah para naga terbelah sebagai mana kita lihat sampai sekarang.

Cerita tersebut hanyalah sebagian kecil cerita yang bisa kita lihat di bagian pahatan dinding atau relief Candi Sukuh. Sebagian besar cerita dapat kita temukan di bagian atas dari sebuah tugu yang berdiri di pojok petak tengah dan menjulang tinggi. Di bagian itu pula kita juga bisa melihat relief sang garuda berada di muka gubug tempat penyimpanan amerta dengan tombak-tombak dan pisaunya. Di beberapa sudut candi terdapat beberapa parit kecil yang berfungsi mengalirkan air hujan yang berasal dari bagian atas candi. Menilik lebih jauh lagi, di dalam batu-batuan candi juga terdapat saluran air. Meskipun kecil, hal ini sangat menarik perhatian dimana pada zaman dahulu sudah ditemukan sistem saluran air yang tertata dengan rapi dan terstruktur.    

Ritual uji keperawanan  dan keperjakaan di candi Sukuh

Sebagai tambahan informasi, candi Sukuh pada zaman dahulu dikenal sebagai tempat untuk menguji kesetian terutama bagi pasangan yang ingin melangsungkan penikahan. Keduanya melakukan ritual untuk menguji apakah pihak dari wanita masih perawan maupun melakukan uji keperjakaan terhadap pihak laki-laki. Adapun ritual yang harus dilakukan adalah : Bagi seorang wanita yang ingin menguji keperawanan dianjurkan untuk melompati sebuah batu pada patung dengan bentuk manusia sedang memegang bagian alat v*talnya, apabila wanita tersebut mengeluarkan darah pada bagian kemaluannya berarti wanita tersebut masih perawan. 

ini dia patung yang dimaksud, patung sebagai ritual uji keperawanan


Selain itu bisa dengan cara lain, yakni : wanita yang akan diuji keperawanannya dianjurkan menggunakan kebaya, setelah itu wanita tersebut dianjukan untuk melangkahi relief persenggamaan. Apabila kebaya yang dipakai terlepas maka artinya wanita tersebut telah berselingkuh atau tidak perawan lagi. Selain itu sesorang wanita juga dinyatakan tidak perawan apabila kain yang dikenakan robek. Hal itu berlaku bagi wanita, bagaimana dengan seorang Pria? Bagi pria yang sudah berselingkuh atau tidak perjaka lagi bila setelah melangkahi relief tersebut dia akan terkencing-kencing. Bagaimana rekan-rekan ?? mau membuktikannya?? kalau saya pribadi meyakini hal tersebut hanya sebagai mitos belaka.

patung dengan bentuk vulgar


Mengunjungi Candi Sukuh tidak ubahnya mengunjungi sebuah tempat yang penuh dengan teka-teki. Ornamen-ornament yang ada disana tidak lazim kita temukan di beberapa candi di tanah Jawa. Banyak pula yang menyebutkan candi Sukuh merupakan candi yang vulgar karena di candi ini terdapat beberapa patung yang secara jelas menampilkan beberapa bentuk alat v*tal manusia. Meskipun demikian, ada baiknya kita harus tetap berfikir positif dalam menanggapi suatu hal terutama menyangkut mitos yang beredar di tengah masyarakat. Pesan yang bisa saya dapatkan setelah berkunjung ke candi Sukuh adalah, bahwasanya seseorang harus bisa menjaga kesetiaan dan kesucian dirinya serta tidak melakukan hal-hal yang gegabah hanya untuk sekedar menuruti hawa nafsu belaka. Demikian pengalaman saya mengunjungi Candi Sukuh Karanganyar, semoga bisa menjadi referensi tempat liburan bagi rekan-rekan.

Bagaimana rekan-rekan, tertarik mengunjungi Candi Sukuh Karanganyar ?? 

5 Komentar untuk "misteri Candi Sukuh karanganyar, candi unik berbentuk piramida suku maya"

  1. iya mas candi ini msaih misterius banget
    aku pengen ke sana
    arca garudanya juga unik, tak hanya itu sistem pengairannya juga bikin kepo, kayak yg di Candi jawi itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. beberapa sumber menyebutkan bahwa candi ini dibuat oleh tukang kayu mas. Jadi ya rada-rada gimana gitu bentuknya. Tapi justru hal ini yang membedakan dengan candi-candi lainnya

      Hapus
  2. Ini banyak patung yang vulgar ya, Mas. Tapi bukan sembarang vulgar, ada artinya juga ya. Aku baru tahu itu dulu cara menguji kesetiaan or keperawanan gitu. Tambah pengalaman nih aku..

    Dan, betul ya itu candi seperti piramid mas, aku suka kalau ngunjungin gini, sembari main sembar belajar n cari pengetahuan tentang candi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau mencoba menguji keperjakaan disana mas Andi ?? hehehe Candi super aneh yang pernah saya kunjungi mas....kapan-kapanlah maen kesini

      Hapus
  3. Memang bentuknya sangat mirip dengan piramida suku maya ya mas, tapi sayangnya saya belum pernah kesana, baru sebatas liat fotonya saja

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel