Museum ullen Sentalu Kaliurang Yogyakarta, tempat mengenal sejarah Kraton dan budaya Jawa

Sebenarnya tidaklah susah menemukan alamat Museum Ullen sentalu. Alamat serta rute menuju ke museum yang memiliki jam buka dari jam 09:00-16:00 ini termasuk mudah untuk dicari. Hal tersebut dikarenakan jalur menuju Museum Ullen sentalu satu jalur dengan wisata alam Kaliurang Yogyakarta. Bagi yang belum mengetahui museum Ullen sentalu, museum ullen sentalu adalah museum yang berisikan tentang kebudayaan Jawa. Museum ullen sentalu beralamat di jalan Boyong KM 25, Pakem, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Museum ini menyimpan benda-benda hasil budaya Jawa serta peninggalan-peninggalan kerajaan dinasti dari kerajaan Mataram islam yang terbagi menjadi 4 yakni : Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman serta Praja Mangkunegaran. Untuk masuk ke dalam museum ullen sentalu anda harus membayar harga tiket sebesar Rp.30.000; untuk dewasa dan Rp.15.000; untuk anak-anak serta Rp.50.000; untuk turis mancanegara.


Museum ullen Sentalu Kaliurang,Yogyakarta,
Salah satu sudut Museum Ullen Sentalu


Museum Ullen Sentalu saat ini memang menjadi salah satu pariwisata sejarah yang menarik dan layak anda kunjungi ketika berlibur di Yogyakarta. Harga tiket yang cukup terjangkau serta akses yang mudah menjadi alasan mengapa anda harus mengunjunginya ketika berlibur di Yogyakarta. Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi museum Ullen Sentalu yang alamatnya sangat mudah kita temui. Akses untuk mengunjungi museum ini tidaklah sulit, hal itu tidak lain karena tempat ini lokasinya tidak jauh dari kawasan wisata kaliurang. Memang letak museum ini agak jauh dari keramaian, namun  hal inilah yang menjadi keistimewaan dari museum ini. Museum ullen sentalu menawarkan panorama asli pedesaan di kaki gunung Merapi.

Sejarah berdirinya museum ullen sentalu


Seribu enam ratus atau bahkan lebih dari dua ribu tahun. Selama itulah rentang waktu yang telah membentuk budaya Jawa yang eksis dan kita kenal hingga sekarang. Evolusinya melalui berbagai zaman : Mataram Kuno, Medang, Kediri, Singasari, Majapahit, Demak, Pajang, juga Mataram beserta empat cabang sempalannya, yakni Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.

Hasil proses peradaban berusia panjang itu pun tak kurang jumlahnya yang bermutu sangat tinggi. Sebut saja dalam hal ini kitab kitab kuno yang berisikan mitologi, epos, sejarah, ketatanegaraan, pengetahuan dan petuah-petuah berfaedah, hingga ramalan : Bharatayudha, Negarakertagama, Pararaton, Babad Tanah Jawi, Serat Centhini, Serat Wedhatama,dan Serat Kalathida. Di samping itu ada pula sejumlah adikarya berupa bangunan bangunan berarsitektur megah serta kaya ornamen elok: Candi Borobudur, Percandian Prambanan, Candi Sewu, Candi Penataran, Pasareyan Raja-raja Mataram di Imogiri, juga Istana Air Taman Sari. Patut disyukuri bahwa banyak dari warisan budaya yang bersifat tangible (bendawi) tersebut sejauh ini terkonservasi dengan cukup baik.


Namun, selain warisan budaya yang bersifat tangible ada pula warisan budaya yang bersifat intangible. Warisan budaya intangible mencakup keseluruhan ekspresi, pengetahuan, representasi, praktek, dan ketrampilan. Datangnya era globalisasi yang tak terelakkan serta banjir budaya pop yang dibawanya mendatangkan ancaman bagi warisan budaya Jawa yang bersifat intangible. Menjadi pudar dan terabaikan adalah awalnya. Selanjutnya, jika tiada perhatian serta tindakan nyata, bukan tak mungkin itu akan memusnahkan warisan budaya intangible, membuatnya terlupakan sama sekali.

Keprihatinan atas hal semacam itu, berpadu dengan pemikiran bahwa kebanggaan dan martabat suatu bangsa, termasuk kebanggaan atas segenap hasil proses peradaban dan budayanya, tidaklah dapat dipisahkan dengan adanya kehendak kuat untuk menjaga kesinambungannya, lantas memantik inspirasi para pendiri Museum Ullen Sentalu. Mereka lantas bertekad untuk mampu menjelmakan warisan budaya intangible dalam wujud karya karya seni. Harapannya, itu akan mampu menjadi jendela peradaban seni dan budaya Jawa, sekaligus jembatan komunikasi bagi generasi masa kini.

Sejarah singkat, diambil dari : ullensentalu.com

Rute menuju Museum ullen sentalu 

Rute menuju Museum ullen sentalu
Dengan Kendaraan Pribadi
Melalui Jalan Kaliurang (30-45 menit): ikuti jalan utama ke arah utara sepanjang 18 km.Melalui Jalan Palagan Tentara Pelajar (25-35 menit): ikuti jalan utama ke arah utara sepanjang 10 km, belok kanan pada pertigaan Pulowatu dan ikuti jalan sepanjang 3 km, belok kiri di pertigaan Pasar Pakem, ikuti jalan utama sepanjang 6,5 km.

Dengan Kendaraan Umum (60-90 menit)
Gunakan Bus Trans Jogja rute 2B atau 3B dan turun di Shelter Ring Road Utara-Kentungan. Ganti dengan angkot rute Yogyakarta-Pakem dan turun di Pasar Pakem. Ganti dengan angkot rute Pakem-Kaliurang dan turun di Taman Kanak-Kanak Kaliurang. Berjalan ke arah Barat kurang lebih 300 meter (8 menit).




Harga tiket masuk museum ullen sentalu


Sampai di museum ullen sentalu saya agak kebingungan dalam mencari pintu masuk, menurut saya pribadi, museum ini tertutup dengan rindangnya pepohonan di sekitarnya, sehingga bagi pengunjung yang belum pernah ke tempat ini mungkin agak kebingungan dengan letak pintu masuk. Setelah bertanya pada petugas securiti yang berjaga di tempat parkir, saya diarahkan pada pintu masuk berupa tangga dengan hiasan patung besar sebagai penyambut tamu yang datang. Saat masuk kita akan diminta untuk membeli tiket masuk dengan harga : untuk domestik dewasa 30 ribu, anak-anak 15 ribu sedangkan turis asing 50 ribu, untuk anak-anak 30 ribu. Setelah membeli tiket, saya dianjurkan untuk menunggu sakitar 10 menit, menunggu guide yang akan memandu kami selama 50 menit mengitari museum yang memiliki luas total lebih dari 1 hektare ini.


Sebelum mengelilingi museum, guide akan menjelaskan beberapa peraturan yang harus anda taati selama di dalam museum. Aturan yang berlaku di museum Ullen sentalu adalah :
  1. Tidak boleh makan dan minum di dalam museum, 
  2. Tidak boleh menyentuh barang-barang yang ada di dalam museum
  3. Tidak boleh mengambil gambar selama berada di dalam museum. Peraturan yang terakhir ini yang paling berat, karena pada dasarnya saya suka mengambil gambar jika mengunjungi tempat-tempat yang dirasa menarik. Setelah menunggu sekitar 10 menit, saya yang tergabung dalam kelompok berisikan sekitar 10 orang dipandu oleh seorang guide untuk mengelilingi museum ini.

Ruangan pertama, masuk ke ruang gamelan


Kami didampingi seorang guide mengunjungi tempat yang dikelompokkan menjadi 4 ruangan, meskipun dikatakan 4 ruangan, namun pada kenyataannya 1 ruangan terdiri dari beberapa ruangan kecil yang berisikan baik itu foto maupun benda-benda peninggalan seperti baju ataupun benda lainnya yang berasal dari keluarga kerajaan. Tujuan kita yang pertama adalah ruangan 1. Setelah menelusuri lorong yang berdinding bebatuan dari batu gunung merapi, kami sampai di ruangan 1. Ruangan ini disebut dengan gua selo giri, berisikan benda-benda peninggalan 4 kerajaan, diantaranya adalah : gamelan kyai kukuh yang berfungsi untuk mengiringi pagelaran wayang, silsilah kerajaan Mataram Islam dari panembahan Senopati sampai sekarang, koleksi lukisan penari srimpi, tari golek menak dan tari topeng.

Yang menarik di ruangan ini adalah lukisan tari Srimpi yang ditarikan oleh Gusti Nurul pada tahun 1937 di Negara Belanda dengan iringan gamelan yang bisa terdengar sampai wilayah Solo. Mengapa bisa terdengar sampai Solo? Karena pada waktu itu acara yang diselenggarakan di Negara Belanda disiarkan langsung melalui gelombang radio di negara-negara yang masih berada dalam jajahannya, tidak terkecuali di wilayah Solo Indonesia. Selain itu terdapat pula lukisan tari golek menak hasil karya dari sultan Hamengku Buwono ke IX yang menceritakan tentang pertarungan 2 orang puteri bernama Dewi Rengganis dan Dewi Widaninggar. Selain lukisan-lukisan penari tersebut terdapat pula lukisan 3 dimensi yang bila kita amati dengan seksama, bagian mata dari lukisan tersebut akan mengikuti arah kemana kita melangkah.

Ruangan 2 bilik syair Putri Tineke


Memasuki ruangan selanjutnya yakni kampung lambang atau ruangan labirin. Kampung lambang sendiri terdiri dari beberapa ruangan salah satunya adalah bilik syair patah hati yang berisikan dengan koleksi Syair sejumlah 29 syair ditulis oleh Putri Tineke yang pada waktu itu mengalami patah hati dengan waktu cukup lama karena hubungannya dengan sang kekasih tidak mendapat restu dari ibundanya serta beberapa syair yang dituliskan oleh sahabat-sahabat putri Tineke yang berisikan tentang penghiburan-penghiburan untuk dirinya. Diceritakan putri Tineke tidak mendapatkan Restu dari Ibundanya karena Ibunya yang perfecsionis menginginkan putrinya mendapatkan seorang suami yang berkedudukan tinggi dan berasal dari keluarga kerajaan, sedangkan kekasih putri Tineke sendiri pada waktu itu adalah seorang pria biasa dan bukan dari keluarga kerajaan. Putri Tineke memilih untuk menikah dengan kekasih pujaannya meskipun harus keluar dari Istana. Akhir dari cerita itu Putri Tineke baru beroleh restu dari Ibundanya setelah 20 tahun hidup bersama suaminya. Semua syair di bilik patah hati ini ditulis menggunakan tulisan tangan dengan bahasa Belanda dan sudah diterjemahkana ke dalam bahasa Indonesia dan Jepang.

Ruangan 3 Ruangan dengan koleksi batik


Memasuki ruangan berikutnya yaitu ruangan Batik. Di ruangan ini kita dapat melihat beberapa contoh koleksi batik dari kedua kerajaan yaitu kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pemandu dengan luwes menceritakan tentang sejarah batik serta motif batik yang berkembang saat ini diantaranya batik keraton dan batik dari pesisir.  Batik dari pesisir berwarna cenderung berwarna cerah seperti warna dan motif batik yang berasal dari Pekalongan sedangkan batik dari keraton berwarna lebih gelap sebagai contoh dari keraton Solo. Dijelaskan pula perbedaan pola yang mencolok antara batik yang berasal dari Yogyakarta dan batik yang berasal dari Solo. Untuk batik yang berasal dari keraton  kasunanan Solo mempunyai warna dasar yakni warna coklat dan memiliki motif yang lebih kecil, sedangkan batik dari keraton Kasultanan Yogyakarta memiliki warna dasar putih dengan ciri khas memiliki ornamen dengan gambar burung garuda atau lambang gurdo.

bale nitik rengganis
bale nitik rengganis



Setelah dirasa cukup capek mengelilingi museum ini, saya bersama dengan rombongan saya dipersilahkan untuk beristirahat di dalam suatu ruangan yang telah disediakan. Ruangan itu bernama Bale nitik rengganis. Di ruangan ini kami diperbolehkan untuk mengambil gambar dan mencicipi minuman jamu ratu mas  ( konon minuman ini dibuat oleh salah seorang keluarga keraton yang mempunyai khasiat menambah stamina serta awet muda ).


minuman jamu ratu mas
minuman jamu ratu mas

Minuman yang dihidangkan dalam gelas ukuran kecil ini mempunyai rasa manis dan hangat di tenggorokan bila anda meminumnya, cukuplah untuk sedikit membasahi tenggorokan selama mengelilingi setiap sudut museum. Setelah selesai beristirahat saya bersama rombongan melanjutkan kunjungan ke ruangan berikutnya ruangan 4.

Ruangan 4 ruang putri dambaan



Kami berjalan menyusuri jalanan mistar dengan hiasan arca-arca kuno di samping kiri kami yang berasal dari peninggalan beberapa kerajaan di tanah Jawa. Arca-arca tersebut ditemukan dalam beberapa kondisi, dan sebagian diantaranya mengalami beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh iklim, bencana alam seperti gempa bumi, atau kerusakan yang diakibatkan oleh tangan manusia. Tidak beberapa jauh melangkah, sampailah kami di ruangan Putri dambaan. Ruangan yang memajang barang-barang dan lukisan koleksi dari  putri Nurul tersebut dinamakan sendiri oleh puteri Nurul. Alasan beliau menamakan ruangan puteri dambaan, karena beliau merasa dilahirkan sebagai seorang puteri dimana banyak laki-laki yang ingin meminangnya sebagai seorang isteri. Beberapa tokoh besar seperti Ir. Soekarno, Sultan Syahrir tercatat pernah ingin meminangnya, namun puteri Nurul menolaknya secara halus. Alasannya, karena puteri Nurul adalah seorang wanita modern yang menolak poligami. Akhirnya puteri Nurul menikah dengan seorang letnan kolonel dan hidup serta memiliki beberapa buah hati. Di ruangan yang secara pribadi diresmikan oleh puteri Nurul ini kita dapat melihat beberapa koleksi foto beliau yang cantik jelita sewaktu masih muda, beberapa foto tentang dirinya sedang mengendarai kuda yang diberikannya oleh ayahnya sebagai hadiah ulang tahun.


Di ruangan terakhir kami dibawa oleh pemandu ke ruangan dimana terdapat 2 patung penari besar dan saling berhadapan. Yang menarik di ruangan ini adalah lukisan penari bedoyo ketawang. Diceritakan tari bedoyo ketawang adalah salah satu tarian yang ditarikan oleh 9 orang gadis yang masih perawan dalam keadaan yang suci ( tidak sedang datang bulan ). Sebelum menarikan tarian tersebut para gadis harus berpuasa terlebih dahulu selama 1 bulan. Selama 9 orang tersebut menari dipercaya penari ke-10 akan datang, penari ke-10 tersebut tidak lain dari Nyi-Roro kidul yang akan merasuki salah satu diantara 9 penari.

Selain lukisan penari bedoyo ketawang, di ruangan terakhir ini juga menyimpan koleksi lukisan sultan Hamengku Buwono yang ke-IX dan sultan Hamengku Buwono ke-X. Terdapat pula foto pangeran Charles dan ratu Diana bersama dengan sultan Hamengku buwono ke-X dan ratu Hemas ketika menghadiri acara di karaton Yogyakarta pada tahun 1989.



Di penghujung perjalanan kami, kami diantarkan pada suatu area terbuka dengan latar sebuah relief yang dibuat sesuai dengan relief yang sesugguhnya yaitu relief yang berada di Candi Borobudur dengan skala yang lebih besar. Relief yang sengaja dibuat miring ke kiri ini merupakan suatu sindiriran akan realita terutama bagi kaum muda yang semakin hari semakin lupa akan jati diri bangsa Indonesia, sebuah bangsa yang besar dan kaya akan budaya.


Saya pribadi sangat senang bisa mengunjungi museum ini. Selain karena tempatnya yang sejuk dan asri, wisata ini menambah pengetahuan akan budaya bangsa Indonesia khususnya budaya Jawa. Semua koleksi di museum ini dijelaskan secara rinci oleh pemandu dan pemandu dengan sabar akan menjawab setiap pertanyaan dari pengunjung. Sesuai dengan singkatannya Ullen Sentalu ( Bahasa Jawa ) Ulating Blencong SEjatine Tataraning LUmaku yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia : Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan. Diharapkan bagi pengunjung yang telah mengunjungi tempat ini, akan bertambah wawasannya, terutama tentang nilai-nilai luhur dari budaya yang ada dan dapat menjadi pelita bagi perjalanan kehidupan selanjutnya. 

Informasi tambahan


keterangan
informasi
Biaya parkir
Gratis
Biaya masuk
Domestik : Rp.30.000
Turis mancanegara : Rp.50.000;
Anak-anak : Rp.15.000;
Alamat      
Jalan Boyong KM 25 Kaliurang Barat, Sleman Yogyakarta
Telephone
( 0274 )895161 atau 895131
Email & website
info@ullensentalu.com & ullensentalu.com
Lama perjalanan dari Yogyakarta
1 jam
Transportasi umum
Transjogja rute 2B atau 3B dan angkutan ke arah pakem

Kesimpulannya :

Ullen Sentalu adalah sebuah museum modern, berada di kawasan wisata alam Kaliurang yang layak untuk anda kunjungi untuk menambah wawasan budaya, terutama budaya Jawa. Tidak salah bila salah satu sumber menyebutkan bahwa museum ini masuk ke dalam 10 museum terbaik di Indonesia. Bagi rekan-rekan yang kebetulan berlibur ke Yogyakarta, tidak ada salahnya untuk memasukkan list Museum Ullen Sentalu ke dalam daftar tempat yang harus dikunjungi. Salam,
     

Belum ada Komentar untuk "Museum ullen Sentalu Kaliurang Yogyakarta, tempat mengenal sejarah Kraton dan budaya Jawa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel