blusukan ke curug gede patuk gunungkidul yogyakarta
Berawal dari adanya sebuah plakat penunjuk arah menuju ke sebuah curug yang terlihat ketika saya mengunjungi Gunung Api Purba, saya bersama dengan rekan saya berkesempatan mengunjungi Curug tersebut. Curug yang dimaksud bernama Curug Gede yang terletak di Dusun Gambyong, Desa Oro-oro, Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Sebelumnya kunjungan kali ini, saya beberapa waktu yang lalu pernah "hampir" sampai ke tempat ini, namun karena pada waktu itu akses jalan ke Curug Gede sempat di tutup karena ada upaya perbaikan jalan, sayapun harus mengurungkan niat untuk sekedar bisa ngadem di curug yang letaknya di perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul ini.
Memasuki pergantian musim antara musim penghujan dan musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk mencari dan mengunjungi curug. Di wilayah Gununkidul Yogyakarta memang terdapat beberapa curug atau air terjun kecil yang sifatnya musiman. Dikatakan musiman karena apabila musim kemarau tiba beberapa curug mengalami penyusutan debit air atau bahkan tidak memiliki air sama sekali sehingga akan berupa sebuah tebing yang gersang. Sedangkan apabila musim penghujan, curug-curug tersebut memiliki air yang cukup banyak namun berwarna keruh. Hal itu disebabkan oleh adanya lumpur yang terbawa oleh aliran air sehingga menyebabkan warna airnya kecoklatan.
Rute menuju Curug Gede Patuk Yogyakarta
Dari Yogyakarta - menuju ke arah Wonosari Gunungkidul - Sampai di perempatan kantor Polisi sektor Patuk kita belok ke kiri ( ke arah wisata Gunung Api Purba ) - melalui desa Oro-Oro dan melewati area dengan beberapa tower televisi - Ikuti jalan tersebut sampai di perempatan Puskesmas Patuk I ( Puskesmasnya di sisi kanan jalan ) - perhatikan arah, bila kita ke kanan kita menuju ke Gunung Api Purba - lurus menuju Klaten - sedangkan kiri menuju ke Curug Gede atau ke arah Sendang Sriningsih. Ambil jalan yang kiri kurang lebih 3-4 km kita sudah sampai di Curug Gede Patuk Gunungkidul.
Jalan menuju ke Curug Gede Patuk Gunungkidul tidak seperti yang saya bayangkan. Bilamana dulu saya terpaksa membatalkan kunjungan saya ke Curug Gede karena ada perbaikan jalan, harapannya, kunjungan saya kali ini saya bisa melewati rute yang mulus dan mudah untuk dilalui. Namun ternyata kondisi jalan yang harus saya lalui tidak jauh berbeda dari beberapa waktu lalu. Jalan menuju ke Curug Gede ternyata masih dalam proses perbaikan dan belum sepenuhnya selesai. Area yang berpasir dan berdebu merupakan rute yang harus dilewati untuk sampai Curug Gede Patuk Gunungkidul.
jalan menuju curug gede |
Untuk sampai ke Curug Gede Patuk Gunungkidul, apabila rekan-rekan dari kota Yogyakarta akan memerlukan waktu sekitar 45 menit sampai satu jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Sebenarnya rekan-rekan bisa saja melewati jalan yang lain, yakni jalan mblusuk melewati Prambanan - Candi Ijo - Sendangsriningsih serta melewati desa-desa kecil lainnya. Namun saya tetap merekomendasikan rute Patuk selain memiliki penunjuk arah yang jelas, kondisi jalan melalui rute Patuk lebih baik apabila dibandingkan dengan jalan melewati Sendangsriningsih.
untuk bisa menuju curug harus melewati jalan yang terbuat dari bambu |
Sampai di area Curug Gede Patuk, saya memarkirkan kendaraan bermotor saya pada sebuah warung yang letaknya tidak jauh dari arah pintu masuk. Untuk bisa masuk ke Curug Gede pada waktu itu tidak dipungut retribusi sepeserpun. Menyusuri rute masuk ke arah Curug Gede dari arah tempat parkir terlihat bahwa tempat wisata ini kurang terawat. Dengan melewati jalan yang terbuat dari tatanan bambu yang sudah lapuk dimakan usia kami harus berhati hati dalam melangkah karena di bawah kami adalah selokan air dan di sisi kanan kami adalah area persawahan yang cukup dalam.
Untuk bisa ke lokasi Curug Gede Patuk, kami harus melewati jalan yang menurun serta belum dimistar. Sebuah tali tampar yang disediakan agaknya cukup membantu kami sebagai sebuah pegangan karena jalan yang dilalui terlalu licin oleh banyaknya debu dan kerikil di sekitarnya. Tidak jauh kami melangkah suara gemericik air sudah bisa terdengar dari arah kanan bawah kami. Setelah melewati sebuah gubuk kecil dan melewati beberapa anak tangga akhirnya sampailah kami ke Curug Gede Patuk Gunungkidul.
ini dia air terjun mungil, curug gede gunungkidul |
Pada saat kami mengunjungi Curug Gede tempat ini sepi oleh pengunjung. Hanya terlihat beberapa orang yang sedang asik memancing di bagian bawah Curug. Dari merekapulalah saya mengetahui bahwa tempat dimana jatuhnya air atau bagian kubanggar tidak terlalu dalam. Pasalnya beberapa diantara mereka memancing hampir mendekati tepat disisi bagian bawah Curug. Bila kita perhatikan, air yang berasal dari atas tidak langsung jatuh ke sisi bawah, melainkan menimpa dinding tebing terlebih dahulu sehingga menciptakan cipratan air yang membasahi area sekitar curug dan membuat area sekitarnya menjadi licin untuk dipijak.
beberapa orang yang sedang memancing di curug gede |
Karena penasaran akan apa yang mereka dapat, sayapun turun dan berbincang-bincang dengan mereka. Saat itu mereka belum mendapatkan satupun ikan karena mereka juga baru datang untuk memancing di tempat ini. Menurut mereka area Curug Gede akan sangat ramai pada hari Minggu. Beberapa pengunjung seringkali datang secara rombongan dan beberapa diantara pengunjung juga sering camping serta mendirikan tenda di sekitar aliran sungai di sisi bagian bawah Curug. Oleh karenanya untuk keperluan memancing mereka menghindari hari Minggu atau hari-hari dimana tempat ini banyak dikunjungi orang termasuk di hari-hari besar nasional.
Menyusuri kawasan Curug Gede Patuk, kita akan menemukan suasana yang masih sangat tenang dan cukup asri. Tempat ini cocok digunakan sebagai tempat untuk sekedar ngadem meskipun akses menuju ke tempat ini tergolong cukup sulit dilalui. Fasilitas di tempat ini juga sangat minim.Hanya terdapat dua gazebo yang kondisinya sudah rusak.
Karena waktu itu sudah sore dan kami harus kembali ke Yogyakarta guna memesan tiket kereta api tujuan Solo, kamipun tidak bisa berlama-lama di tempat ini. Harapannya kami bisa mengunjungi lagi Curug Gede di Desa Patuk ini tentunya dengan kondisi yang jauh lebih terawat dan dengan fasilitas yang cukup ramah bagi pengunjung :D. Semoga dengan artikel sederhana ini menambah minat rekan-rekan semua untuk mengunjungi Curug Gede di Desa Patuk Kabupaten Gunungkidul.
Fotomu bokeh banget mas, tambah keren 😍
BalasHapusPakai produk negeri tirai bambu mas :D
HapusCurug Gede patuk ,benar-benar masih perawan itu namanya. Akses jalannya belum mulus dan belum kelar.
BalasHapusTapi sayang jika keesana hanya melihat air terjun saja bahkan hanya dipergunakan untuk memancing. Ironi sekali.
Mgkn setelah jalan diperbaiki jd banyak yg berkunjung mas # berharap
Hapusmas pas aku stay di jogja anterin ke sini ya #mupeng #apik
BalasHapusKapan mas ke Jogjanya?? Gampang wis :D
HapusKeren nih fotonya. Pake camera apa mas, pengen tahu..hehe
BalasHapusIni bisa jadi referensi kalau main ke curug nih. Aku sendiri suka kalau maen ke curug. Apalagi itu ada yang mancing gitu, lebih asik siapa tahu dapet..hehe
Bagus juga ngabuburit sembari mancing ya, Mas. Sabar menunggu dapet ikan, gak dapet berarti dapet berbuka, karena lamanya nunggu mancing bisa sampai berbuka puasa..haha
Pakai Canon lama kog mas, 1100d cm lensanya ganti lensa fix...gowes kesini mas :D bakalan lewat banyak tempat" wisata yg bs digunakan smbl ngabuburit
HapusPengen gitu sih, Mas, tapi nanti nunggu waktu luang. Biar bisa leluasa gowesnya n kalau kemalaman kan bisa nginep..hehe
Hapuswaduhhhh....mau nginep dimana mas andi hihihi
Hapustempate masih mblusuk banget...sianga aja rada serem-serem gimana gitu
Perjlanan yang sungguh asik ya. Parkir motor di warung,jalan dikit, main air terjun deh. Mantapp
BalasHapusBerasa kayak MTMA mas?? Ckkk...makasih kunjungannya
Hapusjalannya masih lumayan ekstrim ya gan
BalasHapusJalan yang bagus bagi penikmat tantangan :D
HapusBah, segitunya amat kalau sampe kering di musim kemarau. Pas musim hujan malah kotor karena ada lumpur. :') Berarti cocoknya pas pancaroba, ya? Siplah.
BalasHapusTapi pas lihat jalanannya, ya Allah. Nyeremin banget. Jadi ragu buat main. :( Hmm, nanti-nanti dululah nekatnya. Haha.
Blm kesana sudah meragu mas Akbar :D
Hapuskok bisa ada yg mancing disitu ya, emang ada ikan?
BalasHapusTentunya ada donk mbak, cuma belum dapat aja hahaha...makasih sudah mampir
HapusAstagaa..bagus banget curugnya ya mas..ckckkc
BalasHapusmaen sini mas :D
HapusWaaa curug-nya nggak terlalu dalem, bisa buat kungkum hehehe. Boleh nih buat nanti mudik ke Jogja.
BalasHapusSalam kenal, bro Yosef.
_______________________
thetravelearn.com
Bisa dicoba mas, silahkan (y) mudah"an akses jalannya sudah jadi kalo njenengan sudah sampai di jogja
BalasHapusPenasaran sama hasil pancingan bapak bapaknya :D
BalasHapusHasil pancingannya membuahkan kesabaran mas wkkkk
HapusAKu jadi sedih pas nonton fotomu yang jalan lagi didandani itu Mas. Di sana dulu itu ada jembatan gantung panjang warna kuning. Beberapa kali pernah nyepeda lewat sana. Jadi kenangan banget karena sekarang jembatan gantung di Jogja mulai ngilang.
BalasHapusowh iya mas...saya penasaran dengan jembatan kuning yang ada di daerah sini. Saya sempat baca di beberapa artikel termasuk blognya mas alan. Sampai lokasi curug gede sempat bingung, cari jembatan yang dimaksudkan, ternyata sudah tidak ada lagi :-s
Hapus