cerita pagi di spot riyadi prambanan Yogyakarta
Spot Riyadi Prambanan Yogyakarta. Bagi buruh laju seperti saya, pagi hari sepulang dari dinas jaga malam adalah waktu yang paling ideal untuk menikmati suasana pagi di pinggiran Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang kini semakin hari semakin macet seakan mulai meninggalkan kesannya sebagai kota yang berhati Nyaman. Kemacetan kota ini bertambah dengan banyaknya bermunculan hotel-hotel yang dibangun tinggi menjulang di pinggir jalan, hingga mengakibatkan meningkatnya volume kendaraan keluar masuk hotel. Akibatnya, kemacetan kendaraan pun terjadi di beberapa titik sepanjang jalan Kota dan jalan Yogya-Solo.
Perjalanan pulang dengan melalui jalanan yang bebas dari macet mugkin bisa saya rasakan beberapa tahun silam. Kini untuk bisa sampai ke rumah, bagi saya adalah suatu perjuangan tersendiri. Perjuangan dimana saya harus beradu dengan kotornya udara karena polusi serta ditambah lagi dengan bisingnya suara mesin dan klakson kendaraan. Untuk bisa menikmati suasana Yogyakarta yang tenang dan damai rasa-rasanya cukup mustahil. Hal itu membuat saya berpikir adakah sebuah tempat yang sepi di pinggiran kota, tempat dimana kita bisa melihat Yogyakarta dari sisi lain dengan suasana pedesaan dan tentunya jauh dari polusi serta kebisingan suara kendaraan. Perjalanan saya menuntun ke sebuah tempat yang bernama Spot Riyadi yang berada di Desa Dawangsari, Kecamatan Prambanan Yogyakarta.
Jempatan Cinta di Spot Riyadi |
Perjalanan pulang dengan melalui jalanan yang bebas dari macet mugkin bisa saya rasakan beberapa tahun silam. Kini untuk bisa sampai ke rumah, bagi saya adalah suatu perjuangan tersendiri. Perjuangan dimana saya harus beradu dengan kotornya udara karena polusi serta ditambah lagi dengan bisingnya suara mesin dan klakson kendaraan. Untuk bisa menikmati suasana Yogyakarta yang tenang dan damai rasa-rasanya cukup mustahil. Hal itu membuat saya berpikir adakah sebuah tempat yang sepi di pinggiran kota, tempat dimana kita bisa melihat Yogyakarta dari sisi lain dengan suasana pedesaan dan tentunya jauh dari polusi serta kebisingan suara kendaraan. Perjalanan saya menuntun ke sebuah tempat yang bernama Spot Riyadi yang berada di Desa Dawangsari, Kecamatan Prambanan Yogyakarta.
Spot Riyadi Kecamatan Prambanan |
Sebelumnya, saya tidak mengetahui adanya tempat yang bernama Spot Riyadi, sampai seorang rekan saya mengapload sebuah gambar tentang Candi Sojiwan dengan latar belakang Masjid Al-Muttaqun terlihat dari atas ketinggian. Pikir saya mungkin ada sebuah spot foto di sisi selatan Candi Sojiwan, Spot bagi kita bisa menikmati view daerah Prambanan dan sekitarnya dari atas ketinggian. Perjalanan saya dimulai dari Kota Yogyakarta, menuju ke arah timur yakni ke arah Klaten dengan melewati jalan Yogya-Solo. Tepat di gapura yang menjadi batas antara Propinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah saya berbelok ke Selatan menyusuri jalan pedesaan, rute yang sama untuk menuju ke Candi Barong.
Rute menuju Spot Riyadi yang masih sangat sepi |
Rute untuk menuju ke Spot Riyadi adalah melewati bagian barat Desa Kebondalem Kidul. Setelah melewati portal rel kereta api ikuti saja jalan lurus tersebut hingga menemukan jalan yang menanjak ke arah kiri yakni melewati depan SDN Bokoharjo. Dari sini Spot Riyadi masih berjarak kurang lebih 2 km ke arah tenggara. Pagi itu suasana Desa Kebondalem sangatlah sepi, yang terlihat hanyalah beberapa orang yang sedang lari pagi serta beberapa petani yang sedang sibuk menggarap sawah mereka diantara tanah yang beberapa sudah menjadi daerah pemukiman.
Baca Juga
Indah to kalo kita hidup bisa saling toleran |
Menyusuri jalan menanjak ke arah Spot Riyadi, saya memberhentikan kendaraan bermotor saya karena disini saya menemukan view yang cukup bagus. Di jalan yang menanjak ini, kita akan menemukan pemandangan yang menurut saya sangat "ndeso". Terlihat puncak dari candi Prambanan dan Candi Sojiwan menyembul diantara daerah sekitarnya yang beberapa masih tertutup oleh kabut pagi. Tidak lupa Masjid Al-Muttaqun tampak berdiri sangat kecil dengan kubahnya berwarna keemasan.
Perjuangan sibu-ibu, naik turun perbukitan, mencari nafkah |
Pagi itu dalam perjalanan ke Spot Riyadi, saya bertemu rombongan ibu-ibu yang terlihat berjalan kaki dari arah bawah naik ke bagian atas perbukitan dengan memanggul bakul ( Jawa : Tenggok ) berisi bahan makanan. Saya menyempatkan diri untuk menyapa mereka dan berbincang-bincang sebentar sekedar ingin mengetahui beliau dari mana dan ingin kemana. Ternyata ibu-ibu tersebut adalah petani yang berasal dari daerah Sendangsriningsih. Mereka menjual beberapa hasil bumi di pasar Prambanan. Mereka rela naik turun dan melewati beberapa bukit untuk ke pasar Prambanan dibandingkan melewati jalan yang datar karena dengan melewati bukit, mereka dapat menyingkat waktu perjalanan. Semoga selalu diberi kesehatan dan rejeki yang cukup ya Ibu-Ibu tangguh !!!!
Tidak mau berlama-lama, sayapun memacu kendaraan saya menyusuri perbukitan di selatan Candi Prambanan. Bagi rekan-rekan yang belum pernah ke tempat ini, dijamin tidak akan terlalu kesulitan untuk bisa mencapainya, lantaran sudah ada petunjuk jalan yang jelas serta apabila rekan-rekan bertanya, masyarakat di daerah sini sangat ramah-ramah.
Kalo tidak ada yang menunggu, kira-kira bayar ga ya..... |
Tidak sampai 5 menit, sampailah saya ke Spot Riyadi. Hal yang pertama kali saya temui setelah saya memarkirkan kendaraan saya adalah sapi. Iya serius sapi yang biasa buat kurban itu :D. Loh kog ada sapinya ?? Jadi begini, Spot Riyadi memang tempat yang sering digunakan terutama bagi pecinta fotografi untuk berburu lanscape daerah timur Yogyakarta dan lokasinya tidak jauh dari rumah penduduk. Jadi jangan heran apabila rekan-rekan ke tempat ini menemukan beberapa hewan ternak, karena memang lokasinya tidak jauh dari kandang ternak.
View dari Spot Riyadi........ |
Pagi itu suasana Spot Riyadi sangatlah sepi. Saya hanya menemukan seorang berasal dari Kota Solo yang sudah semalaman menginap di tempat itu. Tujuannya satu, ingin memotret matahari terbit dan memotret pemandangan gunung Merapi yang konon, akan sangat terlihat di tempat ini. Namun sayang, pagi itu daerah sekitar Spot Riyadi tertutup oleh kabut, sehingga megahnya gunung Merapi tidak nampak jelas. Yang terlihat hanyalah hamparan sawah yang luas, diantara gedung-gedung yang sedikit demi sedikit mulai banyak didirikan terutama di daerah timur Candi Prambanan.
Candi Prambanan dan Candi Sojiwan kelihatan kecil |
Di Spot Riyadi, kita juga bisa melihat dua peninggalan sejarah leluhur kita, yakni Candi Prambanan dan Candi Sojiwan meskipun nampak sangat kecil. Ya mungkin saja, apabila kita datang di waktu yang tepat, pada waktu cuaca yang cerah, kita bisa mengambil gambar kedua Candi ini dengan gunung Merapi di sisi utara sebagai backgroundnnya. Menurut penuturan salah satu warga yang saya temui, Spot Riyadi akan ramai terutama sore hari, di akhir pekan. Banyak kaum muda yang menghabiskan akhir pekan di tempat ini sekedar untuk melihat sunrise ataupun camping di sepanjang area. Memang tidak ada area khusus bagi kita untuk bisa mendirikan tenda atau dome. Oleh karenanya bagi yang ingin camping di tempat ini sebaiknya berhati-hati karena di sisi utara Spot ini adalah jurang serta tidak ada penerangan yang cukup memadai. Di tempat ini pula, terdapat tempat rental alat-alat camping, rekan-rekan tidak perlu bersusah payah membawa dome dari rumah cukupah menyewa peralatan yang dibutuhkan dengan harga yang cukup terjangkau.
Spot Riyadi yang terletak di Dusun Dawangsari, Desa. Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, bisa menjadi tempat murah meriah bagi rekan-rekan untuk menikmati suasana lain dari hiruk pikuknya kota Yogyakarta. Tidak sampai 30 menit dari pusat kota, kita akan bisa melihat keindahan lain Yogyakarta dari atas ketinggian. Kunjungilah Spot ini pada malam hari. Bila rekan-rekan beruntung, rekan-rekan bisa melihat kemegahan Candi Prambanan dengan kelap-kelip lampu LED yang sudah terpasang di sekitar pelatarannya. Bagaimana ?? tertarik mengunjungi Spot Riyadi ??
wah bagus yah tempatnya..sangat menarik.
BalasHapusrental mobil jogja
tempatnya lumayan bagus mbak..makasih kunjungannya
BalasHapus