cerita Moly, anjing Rotweilerku
Sudah kurang lebih 3 tahun ini, moly ( nama anjing Rotweiler peliharaan saya), hadir mengisi kehidupan saya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, si anjing Rotweiler ini secara tidak langsung seakan menjadi bagian dari anggota keluarga, keluarga yang sebelumnya tidak berniat sama sekali memelihara anjing.
3 tahun yang lalu, adik saya dengan girang membawa seekor anak anjing ke rumah, anjing tersebut mempunyai bulu berwarna coklat dan berpostur pendek.
"Anjing siapa itu dek ??" Tanyaku.
" Punyae temen mas, dibeli saja ya mas, buat teman main di rumah", sahut adikku.
Aku tidak langsung mengiyakan permintaannya karena harus ijin terlebih dahulu kepada orang tua. Keluarga saya memiliki pengalaman buruk dalam memelihara anjing, anjing Herder bernama Hero yang kami pelihara dulu memiliki kebiasaan yang kurang baik. Pun juga Bino, anjing yang tidak sampai satu tahun bersama dan hidup dengan keluarga kami cukup membuat keluarga kami trauma.
Kedua orang tua kami memperbolehkan kami memelihara anjing, itupun setelah adik saya bersikeras ingin merawatnya. Setelah saya pikir-pikir, ada baiknya juga kami memelihara anjing. Selain untuk menunggu rumah ketika rumah ditinggalkan kosong, anjing tersebut juga seakan menjadi sarana bagi saya untuk lebih dekat dengan adik saya. Bagaimanapun juga, dengan selisih usia 10 tahun, agak susah bagi saya untuk bisa akrab dengan adik, terkecuali ketika kami melakukan kegiatan yang sama-sama kami sukai.
" Anjingnya dijenengi Moly wae mas ", itulah kata-kata yang terlontar ketika anjing itu resmi menjadi milik kami.
" Loh emang kenapa dek ?? " sahutku.....
" Di majalah Hidup, tokoh Moly itu khan anjing baik dan penyayang" sahut adikku. Ingatanku tertuju pada sebuah kolom di Majalah Hidup, Majalah Katolik Mingguan langganan keluarga kami. Memang disalah satu rubrik majalah tersebut, terdapat cerita bergambar mengenai tokoh Moly. Moly di majalah itu digambarakan dengan anjing yang berperilaku baik, dan suka mengajarkan hal-hal baik terhadap teman-teman, satwa lainnya. Okelah dek, dinamakan Moly saja, meskipun nama tersebut cukup umum digunakan.
Moly hadir sebagai anjing betina, berperawakan besar, berleher lebar, berbulu pendek dan mempunyai hidung yang cukup pesek. Memang tahun-tahun pertama, perawakan anjing tersebut cukup lucu dan menggemaskan. Barulah tahun-tahun berikutnya, penampilan anjing itu berubah 180 derajat. Moly berubah menjadi anjing yang besar, berbadan tegap, memiliki gonggongan yang keras serta memiliki taring yang besar. Tetangga sekitar kadang sempat bertanya " Loh kamu beli anjing baru lagi sef ?? ", ini anjingmu yang kecil itu ?? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
Moly termasuk anjing yang cukup cerdas. Dia mampu mengerti beberapa aturan dan perintah sederhana meskipun saya tidak mengajarinya secara langsung. Seperti tidak boleh masuk ke dalam ruang tamu rumah, tidak boleh naik ke teras utama rumah, serta tidak boleh mengambil benda-benda di dalam rumah, seperti sepatu, kaus kaki ataupun bola. Perintah-perintah sederhana juga bisa dia mengerti seperti "duduk", " berdiri" "rene" ( kesini ), rono ( kesana ), "emoh " ( tidak boleh ), "kae-kae" perintah yang biasa saya berikan untuk mengusir ayam yang masuk halaman rumah :D
Selain memiliki beberapa kelebihan, satu hal yang mungkin menjadi kekurangan Moly yakni terkadang tidak mau menutup hasil sisa pencernaannya :(. Entah karena malas atau bagaimana, seringkali hal ini membuat saya jengkel. Berasa jadi pembantunya anjing kalo seringkali harus membersihkannya meskipun dia hanya di titik itu-itu saja, dia cberdiam diri lalu melampiaskan hasratnya. Kata teman saya, itu terjadi karena pola didik yang kurang sepurna di usia tertentu ( kalo manusia bisa diibaratkan toilet training"lah ). Laahh saya juga belum pernah dan belum pernah punya pengalaman mengajari anjing BAB.
Sampai dengan detik ini saya senang dengan kehadiran Moly, saya dengan adek saya seringkali bermain bersama di halaman rumah. Moly dalam tingkah laku sehari-hari juga mengajarkan saya banyak hal. Disaat salah satu anggota keluarga kami pulang ke rumah, dia adalah yang pertama menemui, berlari kegirangan dan "ngusel-ngusel" pemiliknya. Moly juga sampai hafal suara kelima kendaraan yang kami gunakan. Saya mempunyai kebiasaan tiap pulang ke rumah, membuka pintu belakang lalu memanggil "Moly". Moly akan terus "mengaung-ngaung" apabila saya tidak membukakan pintu dan menyapanya. Hal itu berbeda apabila yang pulang adalah ayah saya ( tau dari suara motornya ) moly akan diam saja karena ayah saya tidak memiliki kebiasaan yang sama dengan saya.
Moly secara tidak langsung mengajarkan hal-hal yang sederhana dan seringkali kita lupakan, seperti memberikan sapaan dan menemui anggota keluarga yang baru saja pulang ke rumah. Mengajarkan saya kesetiaan. Paling tidak ia akan selalu mengingatkan kalau hidup bisa dinikmati melalui hal-hal yang sederhana....
cieee domain baru :p
BalasHapusterjawab sudah foto anjing yg sering kamu jadiin PP mas wkwk
Domain teraneh yang pernah saya pakai :) mudah"an hoki heheheh...iyow mas...namane molay, temen maen di rumah
Hapusdomainnya sama
BalasHapustos!
sayang aku takut anjing mas huhu